Perasaan dan Keabadian

catatan Tere Liye

Dalam jangka panjang, tidak ada yang abadi di dunia ini.
Gunung-gunung akan berganti, lautan mengering berubah jadi hutan, padang pasir, bahkan benua, yang dulunya bersatu, sekarang harus berpisah menjadi beberapa. Kota-kota mahsyur peradaban tinggi jaman dulu musnah tinggal prasasti, pun sama, kota-kota besar hari ini, ratusan atau ribuan tahun lagi juga akan tinggal sejarah. Dalam jangka panjang, tidak ada yang abadi.

Maka, jangan cemas jika kita berbuat kesalahan. Melakukan sesuatu yang membuat malu mengingatnya. Tidak mengapa. Orang-orang akan lupa, orang-orang akan sibuk dengan hal berikutnya. Pastikan saja, kita belajar dari setiap kesalahan tersebut. Bahkan orang yang dibully habis-habisan suatu ketika, bertahun-tahun berlalu, bahkan berubah jadi idola dan dielu-elukan oleh pembully-nya dulu.

Juga saat kita membuat keputusan yang keliru, rasa sesal muncul, jangan biarkan berlebihan. Hari esok akan terus datang dan berganti. Jangan biarkan kita terjebak dalam lubang waktu, yang menahan langkah kaki kita untuk terus maju. Jadikan keputusan yg keliru itu sebagai pelajaran berharga. Termasuk kegagalan, kekecewaan, itu semua tidak akan abadi.

Pun sama dengan perasaan yang tumbuh, kemudian hilang berganti. Tidak ada yang abadi di dunia ini. Ketahuilah, bahkan cinta sejati pasangan yg menikah 50, 60 tahun pada akhirnya kalah oleh waktu. Apalagi cinta masa remaja, anak muda, lebih mudah lagi gugur oleh banyak hal sepele. Bertepuk sebelah tangan misalnya, beda keyakinan (maksudnya, si A yakin banget diterima oleh B, tapi si B sebaliknya yakin banget menolak si A), rindu diam-diam, nyilu memendam perasaan, besok lusa boleh jadi akan pudar, pun sebaliknya, mungkin saja justeru berjodoh.

Apapun yang terjadi dalam hidup ini, maka lewatilah dengan riang. Tidak ada mendung atau badai yang berkepanjangan, besok lusa, suatu saat insya Allah akan berubah jadi terang benderang. Tapi saat cerah tersebut datang, tidak pula harus lupa diri, karena besok lusa, boleh jadi berubah jadi buram, banyak petir dan membuat basah nan banjir hati kita. Fokus saja agar kita selalu berterima kasih dan bersyukur atas apapun yang dialami.

Tidak ada yang abadi di dunia ini. Cinta berubah jadi benci. Benci sebaliknya bisa berubah jadi cinta. Miskin esok lusa bisa kaya raya. Yang tajir gila kemudian bisa miskin papa. Hari ini kita adalah segalanya bagi orang lain, esok ceritanya bisa berubah, kita nothing saja, bukan siapa-siapa. Hari ini orang-orang meneriakan nama kita penuh kagum, besok orang-orang memaki kita tiada tara. Hari ini kita menginjak dan menghina orang, besok boleh jadi merangkak minta tolong di bawah kaki orang yg dulu kita injak. Jadi tidak perlu berlebihan dalam banyak hal, cukup di pertengahannya saja.

Tidak ada yang abadi di dunia ini. Pastikan saja sungai kehidupan kita terus mengalir. Bermanfaat bagi apapun di sekitarnya. Selalu jernih dan menyejukkan dalam menyikapi masalah apapun. Karena besok lusa, pada akhirnya sungai kehidupan kita juga akan kering, tiba waktunya kita menutup mata, untuk kemudian digantikan sungai kehidupan lainnya. Begitulah dunia bekerja.

*Tere Liye

- dikutip dari halaman Facebook Tere Liye
SHARE

Author

Hi, Saya galihakmal, salah satu penggemar dan penikmat karya-karya Bang Tere. ' Bagi Teman-teman yang tidak terbiasa berfacebook ria, saya sudah buatkan blog yang tulisannya dikutip dari karya Bang Tere yang diposting melalui akun Facebooknya.

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment